MEDAN, WOL – Medan Utara merupakan daerah yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Sebab kawasan ini cukup strategis. Di mana banyak industri berdiri di wilayah paling ujung Kota Medan tersebut.
Selain industri, pertumbuhan sektor kelautan seperti tambak juga tumbuh subur di kawasan ini. Sehingga banyak masyarakat memanfaatkan lahan untuk dijadikan tambak, begitu juga dengan hama (biawak) yang menjadi musuh utama para pelaku usaha.
Beberapa waktu lalu, seorang sumber yang meminta namanya dirahasiakan mengaku, berdasarkan laporan yang ia terima, populasi biawak sangat pesat di areal tambak. Namun keberadaan hewan melata ini tidak dianggap hama bagi pengelola, melainkan menjadi sumber tambahan penghasilan bagi mereka.
“Kalau dulu, setiap biawak yang ditemukan di areal tambak langsung dibunuh. Sekarang sudah berbeda. Kulitnya dijual ke pengerajin kulit dan dagingnya diduga dijual ke pedagang daging bakso olahan,” ungkapnya belum lama.
Lebih lanjut sumber menjelaskan, daging biawak yang tertangkap tersebut dibawa ke kawasan Medan Marelan dan selanjutnya daging yang diduga berasal dari biawak ini diolah menjadi bakso. “Daging biawak itu dijual Rp3.000 per kilogramnya. Bukan cuma biawak, daging ular juga ditampung sama pengelola itu,” terang sumber lagi.
Dikatakan, untuk membuktikan temuan ini bukan perkara mudah. Harus adanya kerjasama media massa, masyarakat, Pemko Medan dalam hal ini pihak kecamatan dan Dinas Kesehatan.
“Kenapa harga bakso bisa murah satu mangkoknya, ya kita menduga karena daging yang ada pada bakso sudah tidak asli daging sapi. Tapi begitupun, mari kita buktikan bersama-sama,” pungkasnya seraya mengajak lapisan masyarakat untuk bersama-sama mengontrol kehigienisan daging bakso tersebut. (wol/mrz/data2)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post