
MEDAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan mengingatkan warga untuk terus berhati-hati dan mewaspadai kondisi cuaca di Sumut yang cenderung ekstrem belakangan ini.
‎Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan, Sunardi mengatakan, kewaspadaan harus ditingkatkan khususnya terhadap banjir bandang, longsor dan puting beliung, karena saat ini Sumatera Utara memasuki puncak musim hujan.
Kondisi tersebut diyakini berlangsung hingga Juni mendatang. “Ekstremnya cuaca ditandai dengan tingginya curah hujan, walaupun terkadang bersifat lokal, dan kencangnya embusan angin,” jelas Sunardi di Medan, Senin (30/5/2016).
Saat ini kecepatan angin di darat dan laut di sekitar Sumut mencapai 20 knot. Tinggi gelombang laut di perairan Nias atau Sibolga mencapai 4 meter.
Sunardi lebih lanjut mengatakan bahwa potensi Puting beliung dapat terjadi di sejumlah kawasan di Pantai Timur Sumut dan sebagaian dataran tinggi seperti Simalungun dan Pakpak Bharat. Sedangkan longsor dapat terjadi di seluruh daerah dataran tinggi.
Sunardi juga mengingatkan kepada para wisatawan atau warga yang tinggal di sekitar sungai, karena air bah atau banjir bandang sewaktu-waktu dapat terjadi.
“Selalu waspada saat hari mendung. Tidak hujan bukan berarti aman. Kalaupun di tempat kita tidak hujan, bisa saja di hulu sudah hujan. Kalau mendapati warna air sungai tiba-tiba keruh, segera menghindar dari sungai dan cari tempat aman,” imbaunya.‎
Untuk diketahui, bencana di sekitar areal sungai di Sumut sudah terjadi sekira tiga kali dalam bulan ini. Pertama di Pemandian Tuntungan, di mana satu korban tewas akibat air bah.
Lalu 19 tewas dan dua hilang pada banjir bandang dan longsor yang menimpa lokasi wisata Air Terjun Dua Warna, Sibolangit, Sumatera Utara. Terbaru, dua orang tewas dan satu masih hilang dalam bencana air bah di Kolam Abadi Pelaruga, Kabupaten Langkat.‎
Discussion about this post