MEDAN, WOL – Jenazah Makmur Sembiring Depari, SE (58), ayah kandung, Sonya Ekarina Beru Sembiring Depari yang meninggal dunia akibat pendarahan di bagian otak, telah dimakamkan di TPU, Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, Sabtu (9/4) sore.
“Ayah Sonya, Makmur Sembiring Depari, SE, sudah dimakamkan tadi sore. Semua keluarga datang, termasuk Pak Arman Depari ikut melepas mendiang di pemakaman,” terang Humas BNNP Sumut, AKBP Saudara Sinuhaji, kepada Waspada Online.
Dijelaskan Saudara Sinujahi, dirinya dengan orangtua perempuan Sonya masih ada hubungan kekerabatan. Dimana ibu Sonya merupakan temannya semasa sekolah.
“Ibu kandung Sonya ini merupakan teman saya sewaktu SMP,” jelasnya.
Ditambahkan Sinuhaji, acara prosesi pemakaman Ayah Sonya, dilakukan tadi secara adat istiadat suku Karo di Jambur Haleluya Simalingkar B, Medan Tuntungan.
Diketahui, kasus Sonya Depari siswi SMA Methodist 1 Medan, Jalan Hang Kesturi, yang mengaku sebagai anak jenderal kepada petugas Satlantas Polresta Medan, Ipda Perida Panjaitan, yang dirazia saat berkonvoi usai UN ternyata benar keluarga Brigjen Pol Arman Depari. Sonya Depari Panggil Arman Depari Pak Uda, atau saudara bungsu ayahnya.
“Setelah saya dapat informasi saya tegaskan nggak punya anak perempuan dan anak saya laki-laki. Kemudian saya mendapat video kiriman lagi, baru saya tanya kepada keluarga bahwa memang betul keluarga besar saya, anak Sonya dari saudara saya,” ungkap Arman lewat keterangan tertulisnya diterima Waspada Online dari sumber baru-baru ini.
Disebutkan, peristiwa yang terjadi usai pelaksanaan UN SMA terlihat dari video yang tersebar Sonya ucapannya meninggi dan menyebut anak jenderal ke Ipda Perida. Sebab mobil yang dikemudikan tak ingin ditilang petugas lantas.
“Memang banyak yang bertanya ke saya tindakan apa yang saya ambil. Nah, saya melihat ini memang ada sesuatu yang salah. Kemudian saya juga melihat bahwa ini mungkin karena dia mau jadi pahlawan di antara teman-temannya mungkin begitu ya. Kalaupun saya harus marah apakah saya harus gampari? Atau dengan anak-anak seperti ini apakah harus saya laporin polisi untuk dipenjara?” jelas Arman.
“Makanya saya lebih baik mengambil sikap, saya meminta maaf terutama kepada Polri bahwa apa yang telah dilakukan keluarga saya ini memang sungguh tidak tarpuji. Saya juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan saya kepada petugas polisi yang kemarin bertugas dan berhubungan langsung dengan yang bersangkutan, saya melihat tindakan mereka cukup profesional dan sangat mengayomi. Oleh karena itu, saya dari keluarga menyampaikan permohonan maaf saya, saya kita itu,” pungkasnya. (wol/lvz/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post