
POSO – Kelompok teroris Santoso yang telah terdesak kepungan aparat keamanan dalam operasi Tinombala 2016 diyakini telah memecah menjadi kelompok-kelompok kecil untuk menyelamatkan diri dari kepungan.
Dalam operasi Tinombala 2016, aparat mewaspadai pergerakan kelompok-kelompok kecil itu yang diyakini berupaya meloloskan diri dari kepungan aparat keamanan di wilayah Lore Tengah dan Lore Peore, di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah.
Kapolres Poso AKBP Ronny Suseno menerangkan, pihaknya menemukan satu jenazah yang tidak dikenal identitasnya hanyut di Sungai Lariang pada 16 Maret 2016. Diduga kuat, korban sebagai bagian dari kelompok Santoso.
“Ada dugaan mayat atau jenazah yang kita temukan kemarin di desa wilayah Bada, itu adalah salah satu dari kelompok mereka. Karena kalau kita lihat dari kasat mata itu sendiri, itu ada luka tembak,†ujarnya (17/3/2016).
Menurut Ronny, kelompok Santoso sudah mulai terjepit. “Yang jelas kondisi mereka saat ini kan sudah terjepit beberapa bulan ini, kemudian ditambah lagi beberapa keterangan dari tersangka DPO ini yang kita dapat, memang mereka kesulitan mencari dukungan logistik sehingga ini membuat mereka mencari jalan masing masing,†terangnya.
Dengan kondisi sudah terpecah, Ronny mengatakan mereka bisa muncul di berbagai tempat. Dari pemantauan di wilayah Kecamatan Lore Tengah, aparat keamanan TNI-Polri menjaga ketat titik-titik penyeberangan di Sungai Lariang yang berada di desa Torire.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, ada dugaan alasan kelompok Santoso melarikan diri kearah Lore Tengah khususnya ke arah hutan pegunungan desa Torire yaitu untuk melarikan diri menuju ke arah kabupaten Sigi atau ke tempat lainnya yang dapat dijangkau dari lokasi tersebut.
Namun, untuk mencapai tujuannya, kelompok Santoso harus dapat melewati derasnya arus sungai Lariang yang memiliki lebar 40 hingga 80 meter. Satu-satunya peluang untuk melewati arus deras Sungai Lariang itu yaitu melalui dua jembatan, satu berupa jembatan gantung dan satu lagi berupa jembatan baja. Namun kini kedua jembatan yang berada di desa Torire itu telah dijaga ketat selama 1 x 24 jam oleh pasukan gabungan TNI Polri.
Discussion about this post