
BALI – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan telah mempersiapkan calon untuk bersaing dalam pesta demokrasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
Meski telah menetapkan calon dengan kriteria yang memiliki pengalaman dalam memimpin, namun pihak PDIP menampik jika dukungan akan ditujukan kepada petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristanto, usai menghadiri penutupan Rapat Kerja Daerah PDIP Provinsi Bali mengatakan, PDIP telah mempersiapkan calon yang akan dipertarungkan guna merebut kursi Jakarta Satu. Pihaknya menyatakan, PDIP telah memiliki konsep dan prosedur dalam menentukan calon yang akan diusung dalam pilkada nanti.
Salah satu kriteria yang telah ditetapkan, menurut Hasto, yaitu calon tersebut telah memiliki pengalaman dalam memimpin. Hasto menambahkan, PDIP juga tetap menghormati keputusan Ahok yang memilih untuk bertarung dalam pesta demokrasi tersebut melalui jalur perseorangan atau independen.
Meski demikian, pihaknya juga tidak menampik jika ada perubahan dalam politik yang bersifat dinamis.
Sebelumnya, hubungan Ahok dengan PDIP sedikit memanas setelah ia mengaku tak punya cukup dana untuk melakukan kampanye. Ia memilih jalur independen saat bertarung pada Pilgub DKI Jakarta tahun 2017, lantaran jika maju lewat partai politik, ada mahar yang harus dibayarnya, berkisar antara Rp100 miliar hingga Rp200 miliar.
Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno mengeluhkan komentar Ahok tersebut, pasalnya umpatan Ahok bisa menjadi polemik.
“Jadi jangan menimbulkan dugaan-dugaan yang enggak benar seperti itu,” ujar Hendrawan kepada Okezone.
Anggota Komisi XI DPR juga menegaskan, PDIP tidak pernah meminta uang mahar kepada calon-calon yang akan maju di Pilgub DKI Jakarta. Sebab PDIP melalui mekanisme sistem urunan dari para kader.
“Pendanaan itu dengan sistem gotong royong, jadi jangan bilang parpol seperti lintah darat, dan PDIP tidak memeras seperti itu,” katanya.
Discussion about this post