BOJONEGORO, WOL -Â Produksi puncak minyak lapangan Banyuurip Blok Cepu di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang rata-rata 165 ribu barel hari, akan bertahan hingga tiga tahun, kalau tidak ditemukan cadangan potensi minyak baru.
Public Affairs and Social Development ExxonMobil Indonesia (EMOI) Erwin Maryoto enggan menyebutkan besarnya produksi minyak Blok Cepu, setelah produksi puncak berakhir, dengan alasan ada beberapa kemungkinan.
“Saya tidak bisa menyebutkan,” katanya, Selasa (29/3/2016) seperti dilansir Antara.
Terkait pengembangan lapangan minyak Kedungkeris di Desa Ngunut, Kecamatan Dander, menurut dia, sekarang ini masih dalam tahap proses penyusunan plant of development (POD).
Sesuai perkiraan, lapangan minyak Kedungkeris, potensinya sekitar 200 juta barel, masih kalah dibandingkan dengan lapangan Banyuurip Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, yang mencapai 450 juta barel.
Di lapangan setempat, katanya, hanya akan dilakukan pengeboran satu sumur minyak dengan perkiraan biaya mencapai USD100 juta.
“Dengan satu sumur minyak untuk produksinya hanya berkisar 5-10 ribu barel per hari, yang juga dijadikan satu dengan produksi minyak Blok Cepu lainnya,” tuturnya.
Ia menjelaskan produksi minyak lapangan Banyuurip Blok Cepu, rata-rata 165 ribu barel per hari, yang baru berjalan beberapa waktu lalu, dialirkan melalui pipa distribusi menuju Kapal Gagak Rimang, di Laut Tuban.
Di kapal Gagak Rimang, yang kapasitasnya mencapai 2,2 juta barel itu, produksi minyak Blok Cepu, secara tetap diambil dengan kapal tanker minyak.(hls/data1)
Discussion about this post