JAKARTA, WOL – Untuk memenuhi kebutuhan listrik warga Indonesia khususnya di perbatasan Kalimantan-Malaysia, PT PLN terpaksa mengimpor listrik dari Perusahaan Listrik Malaysia SESCO.
Interkoneksi listrik dua negara ini melalui Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi ( SUTET) 275 kilo Volt (kV) sirkit 1 antara Gardu Induk tegangan Extra Tinggi ( GITET) Bengkayang dan GITET Mambong (SESCO Malaysia) setelah melalui beberapa rangkaian pengujian.
Interkoneksi ini merujuk kepada Perjanjian di dalam Power Exchange Agreement (PEA) di mana PLN Indonesia dan Sesco Malaysia sepakat untuk melakukan Jual Beli (Export-Import) Tenaga Listrik selama 25 tahun.
Untuk 5 tahun pertama, Indonesia akan membeli Listrik dari Malaysia sebesar 50MW saat Lewat Waktu Beban Puncak (LWBP) dan 230MW saat Waktu Beban Puncak (WBP) . Sedangkan untuk 5 tahun berikutnya, PLN memungkinkan untuk menjual listrik ke Malaysia.
Pada tahap awal interkoneksi ini, SESCO Malaysia akan menyalurkan Daya Listrik sebesar 10MW dan secara bertahap akan dinaikkan menjadi 50MW sampai periode akhir Maret 2016. Untuk selanjutnya, Malaysia akan mensupply 50MW saat LWBP dan 230MW saat WBP.
Selain itu di dalam perjanjian PEA ini, PLN membangun SUTET 275kV, serta 2 sirkit sepanjang 82 km dari GITET Bengkayang ke perbatasan di daerah serikin sehingga total panjang SUTET adalah 127 km.
Perjanjian Export-Import tenaga listrik ini menguntungkan kedua negara. Pasokan listrik dari Malaysia ini akan dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Kalimantan Barat yang saat ini mengalami defisit listrik sebesar 30MW dengan daya mampu sebesar 240MW.
“Dengan masuknya Listrik Malaysia sebesar 50MW ini akan menutupi defisit listrik di Kalbar†ujar Manajer Senior Publik relation PLN Agung Murdifi.
Agung menambahkan, impor Listrik dari Malaysia ini merupakan bagian usaha PLN Kalbar dalam rangka mengatasi pemadaman yang sudah lama terjadi di Wilayah Kalbar khususnya di Sistem Khatulistiwa dalam 2 tahun terakhir.
Interkoneksi Kalbar-Serawak ini adalah merupakan bagian dari ASEAN GRID pertama untuk Indonesia dan pertama untuk PLN dengan tujuan kerjasama kelistrikan di antara Negara-negara ASEAN. Begitupula untuk SESCO merupakan kerjasama kelistrikan pertama bagi mereka. Sehingga kedua belah pihak baik itu Indonesia dan Malaysia akan saling menguntungkan.
Interkoneksi jaringan listrik Kalbar dan Serawak masuk sebagai salah satu ruas ASEAN Power Grid. Ini adalah proyek intergrasi system kelistrikan regional Asia Tenggara, yang artinya menyambungkan jaringan listrik Negara-negara yang bertetangga dekat. Harapannya, jaringan kelistrikan seluruh Negara ASEAN akan tersambung satu sama lain. (hls/data2)
Discussion about this post