JAKARTA, WOL – Sukses menggulirkan turnamen Piala Presiden, Piala Kemerdekaan, dan terakhir Piala Jenderal Sudirman 2015, membuat pemerintah berencana kembali melaksanakan ajang serupa.
Bahkan, pemerintah melalui Menpora Imam Nahrawi memastikan tiga turnamen sudah disiapkan, yakni Piala Bung Karno, Gubernur Kaltim Cup, dan Piala Bhayangkara. Ketiga ajang itu harus digelar mengisi kekosongan kompetisi lantaran PSSI masih dibekukan.
“Mari kita songsong beberapa turnamen ke depan seperti Piala Bung Karno, Piala Gubernur Kaltim, Piala Bhayangkara, dan kompetisi independen yang diikuti klub profesional dan amatir,” ujar Imam, Senin (25/1) kemarin.
Menpora pun turut menyaksikan laga final Piala Jenderal Sudirman antara Mitra Kukar dan Semen Padang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Minggu (24/1) malam. Pada partai puncak, Mitra Kukar menjadi jawara dengan menaklukkan Semen Padang 2-1. Sebagai juara, skuad Naga Mekes berhak atas hadiah Rp2,5 miliar dan Semen Padang mendapat Rp1,5 miliar.
Menpora berharap semua yang terlibat dalam sepakbola bisa menemukan suasana baru. Jika dikelola dengan baik dan akuntabel, lanjut dia, maka sepakbola di Tanah Air bisa memenuhi harapan masyarakat.
“Untuk semua perangkat pertandingan, termasuk penonton saya harap bisa menemukan suasana baru sepakbola yang di kelola dengan baik. Sepakbola adalah pemersatu bangsa. Piala Jenderal Sudirman telah membuktikan itu dan membuktikan adanya sportivitas, fairplay dan potensi anak-anak bangsa yang tidak pernah pudar,” ungkapnya.
Meski Menpora memastikan tiga turnamen segera digulirkan, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) belum akan mengeluarkan rekomendasi. Saat ini, turnamen yang benar-benar sudah siap adalah Piala Gubernur Kaltim. Rencananya, ajang tersebut akan digelar pada 6-28 Februari mendatang diikuti 10 klub ISL ditambah PS TNI dan Pra PON Kaltim.
Sebenarnya, rencana menggulirkan turnamen telah ditolak Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Mereka menuntut adanya kepastian kapan kompetisi bisa diputar, sebelum menggelar turnamen.
“Turnamen yang telah dilaksanakan tidak bisa menjadi solusi atas kondisi sepakbola nasional serta memberikan perlindungan maksimal untuk pesepakbola. Justru, turnamen memberikan kesenjangan, ketidakadilan, dan ketidakpastian khususnya bagi pesepakbola yang klubnya tidak ikut bermain,” tegas Presiden APPI, Ponaryo Astaman.(wol/waspada/data1)
Editor: AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post