JAKARTA, WOL – Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai Presiden Joko Widodo telah lebih berani dalam mengambil keputusan. Terutama saat isu reshuffle jilid II sedang kencang-kencangnya bergaung.
“Saat ini pada saat gonjang-ganjing reshuffle dia berkali-kali bilang, ‘sudah jangan desak saya, ini adalah wewenang saya’. Belum pernah ada presiden bicara hampir terus terang seperti itu menjelang reshuffle,” kata Hendri di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/1) malam.
Hendri menjelaskan, kesempatan yang diberikan PDI Perjuangan kepada Jokowi untuk memberikan pidato di Rakernas PDIP ke-43 menambah kepercayaan dirinya. “Saat ini pastinya presiden merasa memiliki back up politik lebih jauh dibanding setahun lalu,” imbuhnya.
Menurut dia, kepercayaan diri Jokowi saat ini perlu menjadi perhatian partai-partai yang tergabung di Koalisi Indonesia Hebat. Sebab, sejauh ini partai yang tergabung dalam KIH terlalu banyak menginterupsi kebijakan-kebijakan yang akan diambil Jokowi.
“Jangan-jangan (Jokowi berpikir) KIH-KIH, partai pendukung satu-satu mesti dijewer. Dan secara kebetulan PKB, Hanura, NasDem diterpa isu-isu politik yang tidak mudah untuk diselesaikan karena berkaitan dengan kasus hukum,” jelasnya.
Dengan alasan itu, bisa saja Jokowi mempertimbangkan kader dari Koalisi Merah Putih untuk masuk dalam kabinet kerjanya. KMP setahun belakangan ini tidak memberikan pandangan berarti untuk presiden.
“Sehingga Jokowi dengan berbagai alasan tidak akan kembali memasukkan partai pendukung atau mengurangi jatah dalam kabinetnya,” tandas Hendri.(metrotv/ags/data1)
Discussion about this post