MEDAN,WOL – Sejumlah anggota DPRD Sumatera Utara mewacanakan pembentukan panitia khusus pelayanan konsumen penerbangan. Pasalnya, para wakil rakyat ini melihat buruknya pelayanan yang diberikan oleh pihak Bandara Internasional Kuala Namu kepada para konsumen.
“Pansus ini penting untuk segera digulirkan, agar para konsumen penerbangan di Kuala Namu International Airport (KNIA) di hari mendatang dapat menikmati pelayanan yang maksimal. Tidak seperti selama ini, para konsumen kerap menerima pelayanan yang kurang memuaskan bahkan menjengkelkan,” kata anggota Fraksi Gerindra DPRD Sumut dari Fraksi Partai Gerindra, Astrayuda Bangun, Jumat (29/1).
Astrayuda menilai, pembentukan pansus pelayanan konsumen penerbangan tersebut juga bertujuan agar seluruh pengelola bandara khususnya KNIA memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melayani para penumpang. Sehingga persoalan yang terjadi di bandara dapat ditangani dengan baik, dan para penumpang tidak lagi merasa dirugikan.
“Sudah saatnya provinsi ini memiliki satu badan otoritas penerbangan yang memiliki penanganan bandara konsep mall yang maksimal memberikan pelayanan terhadap konsumen penerbangan. Sehingga di hari-hari mendatang tidak ada lagi ditemukan para petugas AP II yang terkesan arogan hingga merugikan konsumen,” tegasnya.
Senada dengan Astrayuda, politisi Partai Golkar Leonard Surungan Samosir menambahkan, pembentukan pansus pelayanan konsumen terhadap penerbangan, untuk menelusuri sejauh mana penerapan dan penggunaan tarif Baggage Handling System (BHS) yang mulai diterapkan sejak 1 Februari 2015.
Disebutkan, pemberlakuan mengenai tarif jasa pemakaian Baggage Handling System untuk angkutan udara dalam negeri Rp10 ribu/penumpang, belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sedangkan untuk angkutan luar negeri Rp 1,50 Dollar dibayarkan menggunaan rupiah dan kurs disesuaikan.
“Jadi kita ingin tahu sejauh mana tarif yang mereka terima dari para konsumen itu dipergunakan. Sebab sesungguhnya banyak tarif yang dipungut dari konsumen, namun kenyataan di lapangan para konsumen samasekali tidak mendapat pelayanan yang maksimal dari tarif yang mereka berikan,” cecarnya.(wol/cza/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post