PEMATANGSIANTAR, WOL – Pelaku olahraga kecewa dengan Pemko Pematangsiantar yang seolah tidak peduli dengan keberadaan fasilitas olahraga di daerah tersebut. Sejumlah gedung olahraga dibiarkan terlantar tanpa perawatan, sehingga kondisinya sangat memprihatinkan.
Seperti kondisi gedung olahraga di Jalan Merdeka. Bagian dalam gedung sudah berantakan. Sebagian atap seng lepas sehingga gedung mewah itu kini sebagian hanya beratapkan langit.
Demikian juga kondisi Stadion Sangnawaluh. Stadion yang pernah menjadi kebanggaan masyarakat kota ini dibiarkan terlantar. Dinding keliling stadion kondisinya hanya tinggal menunggu waktu saja untuk segera rubuh.
Ada pula Lapangan Haji Adam Malik yang dalam lima tahun terakhir diterlantarkan. Tidak ada lagi aktivitas olahraga di sana karena sudah tidak dirawat. Lapangan yang dulunya banyak melahirkan atlet-atlet andal dari cabor hoki, sepakbola, dan atletik itu beralihfungsi untuk
kegiatan bisnis seperti bazaar dan pagelaran musik.
Alhasil, kondisi lapangan terlihat berpasir dan tanahnya mengeras. Bahkan sebagian tempat di kanan kiri lapangan sudah ada ditumbuhi pohon-pohon liar. Pohon-pohon itu sepertinya sengaja ditanam namun tidak dirawat sehingga menimbulkan kesan manyomak.
“Selama lima tahun terakhir, perhatian Pemko.Pematangsiantar terhadap fasilitas olahraga benar-benar tidak ada. Pemko hanya fokus membangun fasilitas jalan dan trotoar yang terus dibongkar pasang,†ujar Rahman Sirait, pelatih atletik, Rabu (30/12).
Hal ini, lanjut Sirait, membuat hampir seluruh fasilitas olahraga di Siantar rusak parah. Aktivitas olahraga pun menjadi lesu. Selain tidak mau merawat, pihak Pemko juga terlalu mudah memberikan izin penggunaan fasilitas olahraga untuk kegiatan di luar olahraga.
“Dulu Lapangan Haji Adam Malik merupakan fasilitas olahraga yang banyak melahirkan atlet berbagai cabang olahraga. Namun karena sering digunakan untuk kegiatan bisnis, membuat lapangan tersebut rusak dan tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk sarana berolahraga,†keluh Sirait.
Abdul Hakim, pelatih sepakbola juga prihatin melihat kondisi Lapangan Haji Adam Malik dan Stadion Sangnawaluh. “Sudah tidak ada lagi lapangan yang bisa digunakan untuk pembinaan. Anak-anak kami pun suluruhnya istirahat berlatih,†ucap Hakim.
“Pejabat di kota ini tidak ada yang hobi olahraga. Mereka sukanya nyanyi-nyanyi, joget-joget, sehingga kalau untuk soal mengadakan pertunjukan musik, pejabat di sini cukup antusias. Lapangan olahraga pun diperbolehkan untuk kegiatan musik. Padahal olahraga ini kan bagian dari pembangunan bangsa, tapi terkesan tidak mendapat dukungan Pemko,†ketusnya.
“Kami berharap pembinaan olahraga kembali digairahkan di Pematangsiantar. Kalau soal bibit-bibit atlet, di sini cukup banyak. Kami butuh pemerintah yang mau memikirkan olahraga daerah ini,†sebut Riduan Alamsyah, mantan atlet voli.
Untuk kembali membangkitkan pembinaan dan prestasi olahraga di Pematangsiantar, Alamsyah menyarankan pejabat Pemko Pematangsiantar peduli dan memberikan perhatiannya terhadap kebutuhan para pembina, pelatih, dan atlet.
“Fasilitas olahraga yang sudah ada harus dirawat denga baik. Lalu kebutuhan sarana olahraga yang belum ada dibangun. Pembinaan olahraga juga butuh anggaran yang cukup. Dalam hal ini Pemko mesti mau menggelontorkan anggaran olahraga,†ucapnya.
“Kalau Pemko serius dalam mendukung pembinaan olahraga, saya yakin prestasi olahraga di daerah ini tidak kalah dengan daerah lainnya di Sumut. Siantar juga bisa menyumbangkan banyak atlet andal untuk Sumut,†pungkasnya.(wol/waspada/data1)
Editor: AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post