LHOKSUKON, WOL – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Utara, Mustafa, mengatakan, saat ini Pemerintah Daerah Aceh Utara masih ada “PR†terhadap nasib guru yang mengajar dipedalaman dan minimnya guru untuk sejumlah mata pelajaran.
Hal itu ia katakan kepada Waspada Online disela-sela membuka kegiatan Festival Seni Budaya dalam rangka HUT PGRI ke 70 tahun dan HGN 2015 di Lapangan serbaguna Lhoksukon, Aceh Utara, Sabtu (21/11).
“Persoalan saat ini adalah masih banyaknya keluhan yang disampaikan guru yang mengajar dijauh pedalaman. Ditambah lagi sarana sekolah yang masih belum memadai. Saya rasa ini adalah PR untuk Aceh Utara,†sebutnya.
Dirinya terkait persoalan itu sudah mengusulkan ke Pemda melalui Dinas Pendidikan setempat dalam hal agar guru yang mengajar dipedalaman dapat diberikan tunjangan tambahan. Dinas terkait juga sudah merespon usulan tersebut dan masih diupayakan.
Persoalan kedua kata Mustafa yaitu masih minimnya guru terhadap mata pelajaran Seni, Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Produktif bagi sekolah kejuruan. Sementara yang paling mendesak adalah tenaga pengajar dibidang Produktif dan Seni.
“Masih sangat minim guru bidang seni. Yang terjadi saat ini bidang Seni masih diajarkan oleh guru dibidang lain. Begitu juga dengan guru Produktif untuk Sekolah Kejuruan, nah inilah PR kita sekarang,†jelasnya.
Menurutnya, saat ini hanya ada 30 persen guru yang membidangi lima mata pelajaran tersebut yang mengajar diseluruh sekolah. “Hanya 30 persen, 70 persen lagi itu kosong. Maka kita harapkan pihak terkait segera mengatasi PR ini agar mencapai 100 persen,†harapnya.(wol/chai/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post