MEDAN, WOL – Ratusan guru swasta anggota Persatuan Guru Swasta Indonesia (PGSI) Sumatera Utara curhat kepada calon Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution. Mereka menyampaikan berbagai kekhawatiran mereka terhadap kondisi pendidikan dan juga sistem pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah saat ini.
Salah satu kebijakan yang menurut mereka harus menjadi perhatian pasangan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution jika nantinya terpilih menjadi pemimpin di Medan yakni kebijakan dalam hal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
“Tidak adanya pembatasan jumlah siswa pada sekolah negeri dan adanya penambahan kelas serta jam belajar menjadi dua tahapan (shift) akan membuat kami guru swasta lama-lama akan mati dengan sendirinya,” kata Ketua PGSI Sumut, Partomuan Silitonga dalam acara peringatan Hari Guru di Yayasan Pendidikan Nurhasanah, Jalan Garu I, Medan, Sabtu (28/11).
Partomuan menjelaskan, proses belajar mengajar dengan menerapkan sistem dua shift akan membuat proses belajar mengajar di sekolah negeri akan berlangsung dua tahap yakni tahap pagi dan sore. Hal ini akan membuat peserta didik di sekolah negeri akan semakin padat dan sekaligus akan menghancurkan kesempatan bagi sekolah swasta untuk mendapatkan peserta didik.
“Kami khawatir sekolah negeri akan berubah seperti kapal keruk yang menjaring semua,” ujarnya.
Menanggapi persoalan ini, Akhyar mengatakan mereka sudah berkomitmen dalam melakukan penertiban terhadap proses PPDB pada sekolah-sekolah di Medan. Hal ini untuk menjamin terselenggaranya pemerataan pendidikan di Kota Medan.
“Kami menganggap sekolah negeri dan swasta itu sama. Sama-sama bertujuan memajukan pendidikan,” ujarnya.
Dalam program mereka, BENAR akan menerapkan sistem wajib belajar 12 yang bertujuan untuk semakin meningkatkan kualitas para generasi muda. Namun demikian, pasangan nomor urut 1 ini memastikan, seluruh kebijakan pendidikan yang mereka gagas akan tetap diputuskan dengan melibatkan berbagai pihak untuk memberi masukan termasuk PGSI.
“Pertemuan seperti ini sangat berharga karena kami sangat butuh masukan bagaimana skema bantuan siswa tidak mampu maupun kebijakan lainnya,” ujarnya.
Usai dialog, Akhyar didaulat menyerahkan penghargaan terhadap sejumlah tokoh PGSI seperti H Abdul Latif Ibrahim, Drs FJ Pinem, Hj Aminah Yunus Rasyid, Isahuddin Sitorus, Wilson Siagian dan beberapa tokoh pendidikan Sumut lainnya.(wol/mrz/data2)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post