MEDAN, WOL – Festival Danau Toba 2015 yang dituanrumahi Tanah Karo telah menuai banyak kritikan dari berbagai kalangan baik dari pelaksanaan.
Perhelatan dengan ikon Danau Toba tersebut diselenggarakan dari tanggal 12 sampai 19-22 November di Open Stage Berastagi, Kabupaten Karo dengan anggaran Rp4,2 miliar.
Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara daerah pemilihan Sumut XI (Karo, Pakpak Bharat, Dairi) Astrayuda Bangun menilai, penyelenggaraan Festival Danau Toba 2015 oleh Dinas Pariwisata Sumatera Utara hanya menghambur-hamburkan uang.
Pasalnya, festival kurang persiapan dan terkesan dipaksakan. “Itu kegiatannya seperti tidak ada apa-apa di Tanah Karo. Spanduk dan umbul-umbul hanya terlihat di sekitar lokasi acara. Padahal di Medan sendiri alat-alat promosi dipasang di lokasi-lokasi strategis,” ujarnya kepada Waspada Online.
Seharusnya, lanjut Astrayuda, uang senilai miliaran rupiah tersebut dipergunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat seperti membantu pengungsi Gunung Sinabung. Ironisnya, event yang bersumber dari dana APBD dan APBN ini justru digelar di hotel mewah.
Padahal tujuan dari penghelatan Festival Danau Toba sendiri adalah untuk mempromosikan Danau Toba sebagai ikon Sumut.
“Kenapa tidak dibuat di Tongging yang sudah jelas berada di pinggir Danau Toba. Bahkan objeknya di sana lebih jelas ada gunungnya dan danaunya,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan Menteri Pariwisata Arief Yahya yang dijadwalkan akan membuka event tahunan promosi budaya dan pariwisata Sumut itu tidak perlu menghadiri kegiatan yang tidak jelas tersebut.
“Kita minta Menteri Pariwisata tidak usah datang. Itu sama saja membuat malu Tanah Karo sendiri,” ujarnya.
Anggaran penyelenggaraan Festival Danau Toba 2015 Rp4,2 miliar awalnya sempat terkendala akibat dana pendampingan sebesar Rp1 miliar dari P-APBD belum tuntas di DPRD Sumut.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut, Ikrimah Hamidy, mengatakan awalnya FDT 2015 diselenggarakan Pemkab Karo, namun karena berbagai masalah seperti erupsi Gunung Sinabung maka penyelenggaraan FDT diambil alih Pemprov Sumut dengan menyiapkan dana pendampingan sebanyak Rp1 miliar.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata telah menyiapkan anggaran penyelenggaraan kegiatan tersebut, tetapi ada kewajiban Pemprov Sumut untuk menyediakan dana pendampingan. Namun dana pendampingan tersebut terkendala karena tertundanya pembahasan P-APBD Sumut 2015.
“Kemungkinan (anggaran Pemprov Sumut) agak sulit dikeluarkan. Jadi, tergantung pemerintah pusat karena ini agenda pusat,” kata Ikrima, Jumat (13/11) lalu.
General Manager Hotel Sibayak Internasional di Berastagi, Dedi Nelson, menyayangkan minimnya koordinasi antara pelaku bisnis pariwisata dengan pemerintah FDT 2015. Ia menuturkan, pemerintah seharusnya mampu menjalin komunikasi baik dengan agen perjalanan, maskapai penerbangan, maupun tempat penginapan.
Promosi dan infrastruktur serta dukungan pemerintah daerah merupakan poin penting dalam tumbuh kembang bisnis pariwisata khususnya FDT. Ia menilai secara keseluruhan event tersebut memiliki konsep yang cukup baik. Hanya saja, lanjut Dedi, pemerintah kurang mempromosikan keberadaan event tersebut.
“Jadi kesannya seperti dipaksakan,”ujarnya kepada Waspada Online di Berastagi, Kamis (19/11) .
Warga Berastagi secara terpisah juga mengkritik. Dedek, salah seorang warga Desa Gundaling Berastagi, mengatakan kegiatan ini terkesan dipaksakan karena kondisi Gunung Sinabung saat ini masih erupsi.
Ironisnya, penyelenggaraan kegiatan ini seolah menutup mata dari tanpa keadaan masyarakat yang saat ini masih mengungsi, kekurangan makan, dan tanpa perhatian khusus dari pemerintah.
Anggota Komisi D DPRD Sumut yang juga putra Karo, Astrayuda Bangun, meminta Komisi B untuk memanggil Dinas Pariwisata Sumut dalam waktu dekat. Hal itu dilakukan dalam upaya meminta penjelasan terkait penggunaan anggaran untuk kegiatan yang dianggap tidak jelas pemanfaatannya.
“Kalau perlu, kita minta Pemprov Sumut memecat Kepala Dinas Pariwisata. Buat apa menghabiskan dana miliaran padahal Sumut sendiri sedang mengalami kesusahan seperti ini?!” katanya.
FDT 2015 rencananya dibuka Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Plt Gubernur Sumut T Erry Nuradi, Kamis (19/11) di Open Stage Berastagi Tanah Karo sekitar 90 Km dari Medan. Dari pantauan Waspada Online, Kamis (19/11), belum terlihat adanya aktivitas khusus baik dari segi pengamanan maupun persiapan panitia penyelenggara. (wol/cza/data2)
Editor: HARLES SILITONGA
Discussion about this post