SAMOSIR, WOLÂ – Satu dari lima penumpang ditemukan selamat setelah helikopter jenis EC-130 yang mereka tumpangi jatuh di perairan Danau Toba, Minggu (11/10). Fransiskus (22), korban selamat dalam musibah itu, menceritakan perjuangan mereka untuk tetap dapat bertahan hidup setelah melompat dari helikopter ke danau.
Ketika mendapat perawatan di RSU Hadrianus Sinaga, Pangururan, Kabupaten Samosir, Selasa (13/10), Frans mengatakan bahwa selama 25 menit setelah para penumpang helikopter melompat ke danau, mereka masih bergandeng tangan satu sama lain. Mereka juga sempat meminta tolong. Namun, tidak ada warga yang mendengar dan melihat mereka. Kondisi alam di sekitarnya diliputi kabut asap tebal.
Para korban mencari apa pun yang dapat dijadikan pelampung. Mereka pun berpegangan pada tanaman eceng gondok. Setelah itu, mereka berpencar. Fransiskus dan Sugianto, penumpang lain, terpisah dari ketiga teman lainnya.
Hingga pukul 23.00 WIB, Senin (12/10), Fransiskus masih bersama Sugianto dan melihat sorotan lampu dan meminta tolong. Namun, teriakan mereka tidak terdengar oleh tim SAR.
Kondisi Sugianto makin melemah dan Fransiskus pasrah melihat rekannya tenggelam. Frans melepas seluruh pakaian agar ringan dalam air. Ia pun bertahan hingga ditemukan tim gabungan Basarnas.
Masih dalam penjelasan Fransiskus, sebelum helikopter jatuh pada Minggu siang sekitar pukul 11.28 WIB, ia melihat di sebelah kanan ada Bandara Silangit, di sebelah kiri ada Samosir, dan tampak pula sebuah pulau kecil.
Tim gabungan pencari helikopter menemukan Frans di perairan Desa Sitinjak, Kecamatan Onan Runggu, Selasa sekitar pukul 14.00 WIB. Frans, kelahiran Yogyakarta, 20 Januari 1993, ditemukan dalam kondisi tanpa busana dengan sebuah jam tangan yang masih melekat. Korban ditemukan sekitar 5 mil dari posko di Pelabuhan Onan Runggu.
Serma Marinir Joko Santoso dari Lantamal I Belawan mengatakan bahwa timnya melihat ada sebuah benda yang naik turun. Mereka kemudian menghampirinya dan melihat korban minta tolong. “Saya salah satu penumpang helikopter,” kata Joko meniru perkataan korban.
Tim penolong melemparkan sebuah pelampung ke arah Frans, tetapi ia tak kuasa meraihnya. Akhirnya, salah satu anggota tim terjun menolong korban.
Saat itu, Frans dalam kondisi dehidrasi dan lemas. Tangannya sudah mengembang akibat terlalu lama berada dalam air.
Danrem 023 Kawal Samudra Kolonel Fachry mengatakan, kini korban sudah dalam keadaan sadar dan sudah dapat dimintai keterangan. Untuk pertolongan pertama, korban dilarikan ke Puskesmas Onan Runggu. Kini, ia dirawat secara intensif di Rumah Sakit Hadrianus Sinaga.
Berdasarkan keterangan korban, Danrem 023 Kawal Samudra menghentikan pencarian jalur darat. Kini pencarian difokuskan di jalur danau. Dia meminta Pemkab Samosir untuk mengarahkan para nelayan dan masyarakat sekitar Desa Pakpahan, Sitinjak, dan Harian membantu menyisir pinggiran danau.
Pencarian Berlanjut
Tim gabungan Basarnas, TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana dibantu masyarakat, Rabu, melakukan pencarian di empat zona perairan Danau Toba, Sumatera Utara, yang diduga lokasi jatuhnya Helikopter EC 130.
Danrem 023/KS, Kolonel Fachri menjelaskan, tim menyisir perairan Danau Toba dari titik di kawasan Muara dan Tarabunga Kabupaten Toba Samosir, Onan Runggu dan Nainggolan Kabupaten Samosir.
Tim pencari nantinya bertemu di koordinat pusat pertemuan ke empat zona, dan sampai siang ini belum membuahkan hasil.
“Belum ada tanda-tanda, pencarian tetap dilanjutkan,” ujar Kapolres Samosir, AKBP Eko Suprihanto.
Pencarian melibatkan 11 kapal dengan rincian tiga unit dari TNI AL, tiga unit dari TNI AD, tiga unit dari Polri, dan dua unit dari masyarakat yang disewa oleh pihak PT PAS.
Eko menjelaskan, pencarian masih dilakukan di area permukaan perairan Danau Toba, belum mengerahkan tim penyelam, karena titik jatuhnya helikopter tersebut belum diketahui.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Samosir, Jaingot Banjarnahor mengatakan, pencarian juga melibatkan empat kabupaten melalui BPBD, Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan.
“Pencarian mengalami kendala dengan kepekatan kabut asap sehingga jarak pandang kira-kira 100 meter,” kata Jaingot.
Dia menyebutkan, kedalaman perairan Danau Toba di zona lokasi pencarian belum diketahui secara pasti, diperkirakan antara 300-700 meter, penyelaman yang pernah dilakukan hanya sampai 30 meter. “Ini merupakan kaldera Toba, dan bentuknya seperti belanga, belum ada yang mampu sampai ke dasar,” kata Jaingot.
(ags/kompas/inilah/data1)
Discussion about this post