MEDAN, WOLÂ – Pernyataan Ketua KPU Medan, Yenni Khairiah Rambe yang menyebutkan ‘Wartawan datang ke KPU hanya karena iming-iming dan selembar surat tugas’ berbuntut panjang. Pasalnya hingga berita ini diturunkan pun, Yenni yang sudah dua kali menjabat sebagai Komisioner KPU ini urung menemui awak media untuk meminta maaf kepada seluruh wartawan yang bertugas meliput jalannya tahapan Pilkada Medan 2015.
Muncul dugaan, sikap arogansi Yenni itu dipicu lantaran kalah popularitas dari Komisioner KPU Medan lainnya, seperti Pandapotan Tamba yang cukup kooperatif dengan awak media. Namun ketika hal itu di konfirmasi kepada yang bersangkutan, Pandapotan mengaku Yenni lah yang lebih populer darinya. “Gak lah, di lebih populer dari aku,” ucapnya singkat, Rabu (16/9).
Ketika ditanya soal kenyamanan wartawan bertanya lebih kooperatif Pandapotan Tamba ketimbang Yenni baik dalam menjawab setiap pertanyaan maupun berkomunikasi, pria berperawakan mungil dan menamatkan S2 Fakutas Hukum di USU ini kembali membantahnya. “Kalau kawan-kawan bersikap demikian, itu subjektif lah,” sambungnya.
“Kenapa Yenni lebih populer saya sebut, yang pertama dia Ketua KPU Medan. Setiap undangan dari kepala daerah yang dia hadiri, dia membawa nama Ketua. Jadi sudah jelas beliau lebih populer dari saya,” pungkasnya seraya enggan mengkomentari pernyataan Yenni yang sudah menyinggung profesi wartawan.
Pada berita sebelumnya, salah seorang wartawan media cetak terbitan Medan, inisial FP, berang di KPU Medan. Aksi itu lantaran dipicu perkataan Ketua KPU Medan, Yenni Khairiah Rambe di depan hadapan wartawan lainnya yang menyebutkan bahwa, ‘Wartawan datang ke KPU hanya karena iming-iming dan selembar surat tugas.’
Menurutnya, perkataan itu tidak pantas diucapkan oleh seorang pimpinan lembaga. Seharusnya, selaku Ketua, Yenni bisa menjaga sikapnya. Seolah mengisyaratkan perkataan yang dilontarkan Yenni, bukan dari orang berpendidikan. “Kami bertugas di sini karena menghargai tanda tangan Pimpinan Redaksi, bukan karena KPU-nya. Jadi tolong jaga bahasa Ketua KPU itu,†geramnya kemarin, Selasa (15/9).
Di tempat yang sama, wartawan radio inisial JP, kemudian meminta Ketua KPU Medan mengklarifikasi pernyataan Yenni melalui pesan singkat. JP menyebutkan dalam pesan singkatnya, Yenni harus meminta maaf kepada awak media atas pernyataannya. Namun balasan pesan singkat Yenni menambah emosi wartawan lainnya.
“Seharusnya wartawan juga intropeksi diri. Jangan pas acara saja yang datang,†jawab Yenni dalam pesan singkatnya yang diduga tersinggung atas pemberitaan kemarin soal KPU Medan langgar PKPU nomor 4 tahun 2015. (wol/mrz/data1)
Discussion about this post