JAKARTA, WOL – Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar versi munas Bali, Akbar Tandjung santai menanggapi keputusan Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung dengan pemerintah. Ia tak ambil pusing dengan langkah tersebut.
“Kita tentu tidak melarang (PAN gabung pemerintah) kalau seandainya mereka memilih seperti itu. Kalau masalah bangsa kita sedang serius, ya tentu kita pecahkan bersama-sama, sesuai dengan posisi kita masing-masing dan berikan kontribusi,” kata Akbar ketika ditemui usai menghadiri Mukernas Parmusi, Jumat (4/9) malam.
Politisi kawakan itu yakin, meski kehilangan PAN dari Koalisi Merah Putih (KMP), kekuatan politik KMP masih cukup besar. Sebab, keberadaan KMP juga dinilai untuk memperkuat sistem politik di Indonesia.
“KMP kan sebagai satu wadah untuk berkoalisi yang sudah dirintis cukup lama, itu semua tidak lain untuk memperkuat sistem politik dan kehidupan kenegaraan kita,” ungkapnya.
Menurut Ketua DPR periode 1999-2004 itu, kekuatan politik yang resmi di dalam pemerintahan, maupun kekuatan politik yang berada di luar pemerintahan bertujuan untuk menyeimbangkan situasi politik. Apalagi, lanjut Akbar, KMP melaksanakan salah satu prinsip demokrasi di Indonesia sebagai check and balance.
Tawaran Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais untuk membentuk Koalisi Nusantara pun ditolak Akbar. Menurutnya, keberadaan KMP di luar pemerintah juga cukup terhormat.
“Buktinya, kan kita di luar pemerintah juga tidak kalah terhormatnya. Kalau untuk kepentingan negara, tentu kita semuanya satu. Tapi, kan, dalam konteks sistem presidensil kita, presiden sudah terpilih, tentu kita hormati,” papar Akbar.
Namun dalam konteks politik, tambah Akbar, KMP tak mempermasalahkan jika Amien tak lagi mau bergabung. “Tidak perlu kemudian bersama-sama masuk ke dalam pemerintah,” pungkasnya.(metrotvnews/data2)
Discussion about this post