WOL – TAK banyak yang tahu siapa sebenarnya sosok paling berperan dalam suksesnya Musyawarah Daerah (Musda) PHRI Sumut 10-11 April 2015 di Hotel Grand Antares Medan, akhir pekan lalu.
Jika menelisik lebih ke dalam sebenarnya ada beberapa sosok yang punya peran besar mendorong terselenggaranya Musda jadi lancar, aman dan sukses. Uniknya mereka adalah para ‘srikandi’ (perempuan-perempuan tangguh) yang tak mengenal lelah saat bekerja.
Berani begadang, hingga tak pulang. Setidaknya ada lima perempuan ulet yang mengantar Musda sampai ke permukaan. Tipikal mereka kelihatan santai tapi saat bekerja bisa serius.
Mereka adalah perempuan yang ‘passion’nya memang di hotel dan restoran dengan jiwa hospitality sumber segala inspirasi.Mereka datang dari hotel dan restoran berbeda namun punya satu visi mengantar Musda berjalan mulus.
Kadang stress, kurang tidur, sibuk di depan laptop, beradu argumentasi, tegang, sedih namun mereka masih bisa tertawa. Ya… mereka adalah perempuan Sumut penggiat pariwisata yang sudah mengenal seluk beluk PHRI sejak beberapa tahun lalu.
Bahkan konon beberapa diantaranya merupakan tim yang delapan tahun lalu juga berperan di Musda PHRI. Dari catatan wartawan setidaknya ada lima perempuan aktif dan tangguh yang mengantar Musda tersebut.
Pertama adalah Dewi Juita Purba. Sosok ini sudah bergelut di bidang perhotelan sejak 20 tahun lalu. Kini dia sibuk dengan dunia MICE namun dari dia-lah lebih dulu meluncur ucapan ada titah pusat agar PHRI Sumut diaktifkan kembali setelah vakum.
Dia juga yang menjalin komunikasi dengan pusat bagaimana aturan, tata tertib sampai surat keputusan membentuk panitia lokal. Saat surat kepanitiaan sudah diteken pusat dan ketua sementara dihandle oleh Riyanto A Sofyan dari BPP PHRI, maka bertambahlah personil di tim Dewi.
Bergabunglah Eva Christina Ginting, general manager Karibia Boutique Hotel dan Prana Hutabarat, pemilik restoran Kenanga yang juga anak dari Henry Hutabarat, tokoh senior di bidang kepariwisataan Sumut. Kemudian ada juga Rika Fatimah Syam dari hotel Putra Mulia serta Sari dari Swissbell Hotel.
Tim ini kian solid. Jika Dewi lebih banyak berkomunikasi dan merumuskan agenda Musda dengan BPP. Maka Eva Ginting, Prana dan Rika serta Sari Ramayani adalah sosok yang menggawangi semua prosedur administrasi dari pendaftaran sampai urusan surat menyurat.
Mereka dikomandoi oleh Jafar Gultom, general manager Grand Antares Hotel, sebagai sosok yang cukup mengayomi dan tentu punya wibawa memimpin tim.
Maka Dewi, Eva, Prana, Rika serta Sari bergabung melebur jadi tim yang bekerja sepanjang hari. Dengan sekretariat di Garuda Plaza Hotel, kelima perempuan tangguh itu seperti tak kenal lelah. Jika malam mereka fokus pada administrasi maka siang memiliki sejumlah agenda pertemuan panitia dengan para pejabat.
Termasuk bertemu dengan Gubsu Gatot Pujo Nugroho, Ketua DPRD Sumut Ajib Shah, beraudiensi pula ke Walikota Medan Dzulmi Eldin serta menggelar rapat di beberapa hotel secara berpindah-pindah setiap Jumat sebagai kesepakatan.
Dalam rapat-rapat mingguan, mereka tentu sering mendapat kritikan bahkan cukup keras. Tapi biasanya mampu bersinergi menyelesaikan masalah yang ada. Bahkan mengakomodasi semua kebutuhan peserta dari seluruh Sumut yang jumlahnya hampir 200 orang.
Puncaknya adalah malam menjelang pembukaan tim nyaris tak tidur. Kerja mereka pantas diapresiasi karena kemudian Gubsu membuka Musda dan dihadiri Ketua BPP PHRI Hariyadi B Sukamdani serta Ketua Kadin Sumut Ivan Iskandar Batubara.
Lalu di malam menjelang pemilihan ketua, Dewi, Evi dan Prana benar-benar tidak tidur. Ada pengalaman menarik karena sibuknya di depan laptop Eva Ginting sempat drop pk.4.30 Sabtu (11/4).
Tapi jerih payah mereka seperti terbayarkan. Peserta, para pejabat yang hadir, kontestan calon ketua mengaku puas dengan pagelaran Musda tersebut. Bahkan Ketua BPP PHRI pusat menyatakan baru ini merasa ada sinergi yang kuat di antara pengurus organisasi karena terlibatnya Kadin Sumut di event tersebut.
Apalagi Ivan Batubara selama dua hari mendampingi para pengurus dari pusat dan hadir di Musda. Setelah Musda ditutup mereka pun merasa lega dengan berkumpul di depan Warung Kopi GPH sambil mendengar beberapa alunan lagu dangdut yang membuat tangan dan jempol otomatis bergoyang mengikuti irama musik. (wol/min/ags/data2)
Editor: AGUS UTAMA
Discussion about this post