
JAKARTA – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto melakukan pertemuan tertutup dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Peretemuan tersebut dikabarkan berkaitan dengan rencana demo besar pada Jumat, 4 November 2016.
Namun, bertemunya dua jenderal purnawirawan TNI itu dipercaya juga berkaitan dengan situasi-situasi terkini di Indonesia.
“Kemungkinan pertemuan itu terkait aksi 4 November 2016 nanti. Sebagai seniornya di militer, Wiranto sangat pas menjembatani komunikasi politik antara SBY dan Jokowi demi mengurangi tensi politik yang juga berkaitan dengan helat Pilkada DKI,” ujarnya kepada Okezone, Rabu (1/11/2016).
Selain itu, Masnur menduga bahwa pertemuan tersebut terkait polemik keberadaan dokumen tim pencari fakta (TPF) kasus aktivis HAM, Munir Said Thalib yang dikabarkan hilang.
“Melalui jembatan komunikasi via Wiranto, Jokowi seolah ingin mengonfirmasi kepada SBY soal keberadaan dokumen itu karena diserahkan pada masa pemerintahannya,” sambungnya.
Terlebih lagi, belakangan sikap Jokowi dianggap “mengkritik” pemerintahan SBY terkait hilangnya berkas kasus Munir.
“Belakangan sikap Jokowi kan dinilai sebagai simbol kritik terhadap pemerintahan SBY,” tutupnya.